top of page

Jenis-Jenis Kopi yang Tumbuh di Indonesia!

Setelah postingan sebelumnya saya menjelaskan tentang Proses Biji Kopi dari panen hingga di roasting, nah postingan sekarang kelanjutannya, tapi membahas jenis kopi yang tumbuh di indonesia. Secara garis besar ada 4 jenis kopi yang di indonesia, yaitu Robusta, Arabika, Exelsa dan Liberica. Oke simak aja langsung penjelasnnya di bawah.

1. Robusta

Robusta berasal dari kata ‘robust’ yang artinya kuat, sesuai dengan gambaran postur (body) atau tingkat kekentalannya yang kuat. Kopi Robusta dapat tumbuh di dataran rendah, namun lokasi paling baik untuk membudidayakan tanaman ini pada ketinggian 400-800 meter dpl. Suhu optimal pertumbuhan kopi robusta berkisar 24-30oC dengan curah hujan 2000-3000 mm per tahun.


Ciri khas kopi robusta dapat di ketahui dari pertumbuhannya yang berbentuk menyerupai payung. Ciri lain daunnya lebih tipis dibanding excelsa dan tepi daun seperti bergerigi. Bunga kopi berwarna putih dengan 5 sampai 6 kelopak yang tumbuh pada cabang. Buah kopi robusta bergerombol dan berwarna merah darah saat sudah matang sama seperti kopi jenis lainnya.


Tanaman kopi robusta sudah mulai berbunga pada umur 2 tahun. Bunga tumbuh pada ketiak cabang primer. Setiap ketiak terdapat 3-4 kelompok bunga. Bunga biasanya mekar diawal musim kemarau. Berbeda dengan arabika, bunga robusta melakukan penyerbukan secara silang.


Yang unik dari kopi ini adalah rasanya yang seragam, artinya dimanapun kopi ini di tanam maka rasanya akan sama saja. Misalnya ada yang di tanam di ketinggian di atas 1000 Meter dpl dan di 700 meter dpl, maka rasa kopinya sama saja yang membedakan hanya kualitasnya.

Karakternya yang pahit, membuat kopi robusta kurang di minati, coba saja kalian ke coffee shop, jarang sekali di temukan menjual kopi robusta, biasanya kopi jenis ini di jadikan bahan dasar untuk membuat Caffee latte, americano, atau espresso. Bagi anda yang membutuhkan kafein kadar tinggi, kopi robusta mungkin bisa memenuhi kebutuhan anda.


2. Arabika





Arabika atau Coffea arabica merupakan Spesies kopi pertama yang ditemukan dan dibudidayakan manusia hingga sekarang. Kopi arabika tumbuh di daerah di ketinggian 700–1700 m dpl dengan suhu 16-20 °C, beriklim kering tiga bulan secara berturut-turut. Jenis kopi arabika sangat rentan terhadap serangan penyakit karat daun Hemileia vastatrix (HV), terutama bila ditanam di daerah dengan elevasi kurang dari 700 m, sehingga dari segi perawatan dan pembudayaan kopi arabika memang butuh perhatian lebih dibanding kopi Robusta atau jenis kopi lainnya. Kopi arabika saat ini telah menguasai sebagian besar pasar kopi dunia dan harganya jauh lebih tinggi daripada jenis kopi lainnya.


Ciri kopi arabika memiliki cabang yang berlawanan, horizontal dan berpasangan. daunnya harum berwarna hijau biji kopinya lonjong elips, berwarna hijau dan kemudia menjadi merah seperti ketika sudah matang, tanaman kopi arabika baru berbuah setelah 2 tahun penanaman.


Berbeda dengan kopi robusta yang rasanya sama dimanapun ditanam, kopi arabika rasanya beraneka ragam tergantung banyak faktor, seperti ketinggian dan lingkungan, semakin tinggi kopi ini di tanam, makan akan semakin beraneka ragam rasanya, kenapa harus di tanam di ketinggian di atas 700 mdpl? karena kopi jenis ini sangat rentan terhadap penyakit, jadi semakin tinggi semakin kecil kemungkinan terkena penyakit kopi dan kualitas kopi semakin baik.


Untuk anda penikmat kopi yang tidak terlalu pahit, kopi ini bisa menjadi pilihan anda. Tetapi, ada juga kopi arabika yang memang notes-nya pahit. Alangkah lebih baik bertanya kepada baristanya tentang note kopi tersebut sebelum di pesan.


3. Liberika




Kopi Liberika adalah jenis kopi yang berasal dari Liberia, Afrika Barat. Kopi ini dapat tumbuh setinggi 9 meter dari tanah. Pada abad-19, jenis kopi ini didatangkan ke Indonesia untuk menggantikan kopi Arabika yang terserang oleh hama penyakit.


Ciri-ciri kopi ini adalah Ukuran daun, cabang, bunga, buah dan pohon lebih besar dibandingkan kopi Arabika dan Robusta. Cabang primer dapat bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat keluar bunga atau buah lebih dari satu kali. Buah kopi liberika memiliki ukuran cukup besar. Bentuknya bulat hingga lonjong dengan panjang sekitar 18-30 mm. Dalam satu buah terdapat 2 biji kopi yang masing-masing memiliki panjang sekitar 7-15 mm. Diantara jenis kopi budidaya lainnya, liberika memiliki ukuran buah paling besar.5 Namun meski buahnya besar, bobot buah keringnya hanya 10% dari bobot basahnya. Sifat seperti ini kurang disukai para petani karena penyusutan bobot saat panen hingga buah siap olah cukup tinggi. Sehingga ongkos panen menjadi relatif lebih mahal.6 Keadaan ini yang membuat petani enggan mengembangkan jenis kopi liberika.


Untuk rasa, kopi ini hampir sama dengan kopi Arabika, tidak terlalu pahit dan memiliki karakter seperti kopi Arabika.


4. Ekselsa




Kopi Ekselsa ditemukan pertamakali oleh A. Chevalier pada tahun 1905 di Afrika Barat, di sekitar Sungai Char, dekat Danau Chad. Kopi Ekselsa sangat mirip dengan Kopi Liberica. Kopi Ekselsa tidak terlalu peka terhadap penyakit HV seperti halnya Kopi Arabika. Kopi Jenis ini sangat cocok dibudidayakan di dataran rendah yang basah karena memang daya tahan hidup kopi ini sangat kuat. Kopi Ekselsa memiliki daun bulat dengan pinggiran agak halus, daun yang masih muda akan berwarna ungu agak merah terbakar sebelum akhirnya beralih ke warna hijau setelah usia tua, meski demikian beberapa daun masih menampakkan aksen ungu. Kopi ini berbatang kekar dan mampu mencapai 9 meter dengan cabang primer yang bisa bertahan lama dan berbunga pada batang yang tua. Kopi jenis Ekselsa memang tidak terlalu populer dunia, namun sangat populer di Filipina. Kopi ini memiliki karakter rasa yang pahit.


Kopi Jenis ini sangat cocok dibudidayakan di dataran rendah yang basah karena memang daya tahan hidup kopi ini sangat kuat. Kopi ini merupakan jenis kopi yang relatif mudah dalam pembudidayaannya, karena tidak rentan terhadap serang penyakit dan kopi ini dapat juga ditanam di atas lahan gambut. Cukup dalam kurun waktu 3,5 tahun, tanaman kopi ini sudah mampu memproduksi butir kopi sekitar 800-1200 kg per Hektar.


Kopi excelsa mempunyai cita rasa dan aroma yang dikategorikan kuat dan dominan pahit. Beberapa peneliti luar negeri juga mulai tertarik kopi excelsa indonesia. Beberapa keunggulan kopi excelsa antara lain : mempunyai fisik yang lebih besar dari kopi arabika maupun robusta dan cenderung berbuah sepanjang tahun, mudah dibudidayakan, dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit.



Nah itu dia jenis-jenis kopi yang bisa di jumpai di indonesia, saya sih sebenernya masih kurang referensi untuk kopi ekselsa, karena sampai sekarang belum pernah merasakannya secara langsung.


Oke cukup sampai disini saja untuk pembahasan jeni-jenis kopi di indonesia, semoga bermanfaat bagi pembaca, Jadi kesimpulannya pilihlah kopi anda menurut selera, tidak ada kopi yang tidak enak, hanya tidak cocok saja.


bottom of page